Kamis, 06 Juni 2013

Mengapa Lampu Kabin Dimatikan Saat Tinggal Landas Atau Mendarat Malam Hari?

http://www.runway-aviation.com/wp-content/uploads/2013/05/night.jpg
Suatu kali mungkin anda bertanya
mengapa lampu kabin dimatikan
atau diredupkan saat hendak lepas
landas dan mendarat ketika petang
dan malam hari? Apapun
perkiraan anda, ini tidak ada
hubungannya dengan penghematan
sumber tenaga meskipun sejatinya
ini adalah ide yang sangat baik
untuk mendukung kampanye
“ green environment”. Biasanya
awak kabin memberitahu para
penumpang melalui PA (public
announcement ) bahwa lampu
kabin akan dimatikan dan
diredupkan, namun sebagian dari
anda masih bertanya-tanya alasan
di balik prosedur baku tersebut.
Prosedur ini berhubungan erat
dengan karakter penglihatan
manusia terkait adaptasi mata
disaat gelap.Termasuk ke dalam
fase kritis dalam sebuah
penerbangan adalah saat lepas
landas dan pendaratan. Jika
sesuatu yang sangat genting terjadi
ketika dalam fase tersebut dan
seluruh penumpang harus segera
dievakuasi keluar dari pesawat
terbang, keadaan di luar pesawat
yang gelap dan keadaan di dalam
kabin yang terang benderang akan
menimbulkan efek “kebutaan
sesaat” yang menyulitkan proses
evakuasi yang dapat berakibat
fatal bagi keselamatan seluruh
penumpang dan awak kabin,
Sama halnya ketika listrik di
lingkungan sekitar anda padam di
malam hari. Selain kesal, anda
nyaris tidak dapat meilhat apa-
apa. Namun dengan perlahan anda
mulai dapat mengidentifikasi
sesuatu di sekitar anda hingga
anda dapat mengambil lilin di
sebuah lemari di dapur anda tanpa
harus membentur lemari
pendingin, kursi atau tersandung
sebuah rak sepatu misalnya.
Begitu juga di pesawat. Ketika
mata anda sudah beradaptasi
dengan keadaan gelap atau
minimnya pencahayaan, maka
anda dapat mengidentifikasi
sesuatu termasuk asap dan api
yang mungkin muncul di dalam
pesawat dalam keadaan yang
sangat genting. Dengan begitu,
anda dapat memutuskan untuk
keluar dari pintu darurat yang
terhalang atau diselimuti asap dan
api. Hal ini dikarenakan mata
manusia membutuhkan rata-rata
20 menit untuk beradaptasi dari
keadaan terang ke keadaan gelap.
Biasanya prosedur ini juga diikuti
oleh dibukanya jendela kabin
penumpang untuk alasan yang
senada seperti di atas.
Salah satu tugas awak kabin adalah
membuat mereka yang gelisah dan
cemas akan terbang untuk merasa
nyaman dan aman. Maka mereka
cenderung untuk tidak berpanjang
lebar menjelaskan alasan di balik
prosedur ini. Bahkan seorang pilot
mungkin saja mengatakan kepada
para penumpang bahwa lampu
kabin dimatikan karena pesawat
membutuhkan tenaga ekstra untuk
lepas landas atau hal senada yang
terdengar normal dan rutin.
Apakah awak kabin akan
mematikan total atau hanya
meredupkan lampu kabin
tergantung dari SOP sebuah
maskapai itu sendiri.
Selamat terbang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar